Minggu, 12 Juni 2011

Polusi Udara Perpendek Usia 6 Bulan

Menghirup asap kendaraan bermotor sudah jadi rutinitas sehari-hari, terutama di daerah perkotaan, termasuk Surabaya. Jangan menganggap remeh asap knalpot atau pembakaran yang terhirup karena hasil penelitian mengungkap polusi udara perpendek usia. Duh, menakutkan!
STUDI di Inggris menemukan polusi udara mengurangi harapan hidup rata-rata sebanyak enam bulan. "Polusi lalu lintas mengurangi harapan hidup orang selama bulan," ujar Joan Walley, ketua Komite Audit Lingkungan, seperti dimuat dalam Daily Express, Rabu (25/5).
Kendaraan menghasilkan polutan partikulat (PM10) yang sulit dipangkas penyebarannya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ketika tingkat polusi di udara meningkat, akan diikuti lonjakan kematian dengan masalah paru-paru dan jantung.
Studi terpisah juga menyebut bahwa polusi membunuh 600 ribu orang di seluruh dunia. Temuan juga menunjukkan bahwa satu dari 100 kematian dikaitkan dengan perokok pasif.
Dari semua usia, anak-anak adalah kelompok yang paling banyak terkena polusi dan menjadi perokok pasif. Sekitar 165 ribu anak meninggal akibat polusi, kata peneliti. Meski ada ide untuk melakukan penyemprotan guna memerangkap PM10, namun kampanye mengurangi produksi kendaraan dinilai sebagai solusi utama.
Walley menyatakan, untuk mengatasi penyebab pencemaran udara adalah memperbaiki dan membersihkan sistem transportasi. "Menggunakan semprotan debu untuk meredam polusi di jalan hanya memperbaiki sementara waktu."
Sebelumnya, makalah hasil penelitian yang dimuat harian Evening Standard, Inggris juga mengungkapkan, polusi udara di kota London dapat memperpendek umur warganya hingga 10 tahun."Partikel-partikel debu yang kecil yang merupakan hasil sisa pembakaran mobil dan ozon yang menjadi kambing hitam penyebab gangguan kesehatan yang diderita ribuan orang di ibukota Inggris," demikian dikatakan oleh para peneliti dari perguruan tinggi King`s College.
"Dalam kasus ekstrem ‘masa hidup’ seseorang dapat berkurang hingga 10 tahun ," kata Roy Colville ahli polusi di perguruan tinggi Imperial London yang ikut serta dalam penelitian.""Data statistik telah menunjukkan meningkatnya jumlah warga yang meninggal akibat tingkat pencemaran udara yang tinggi," katanya .
Dengan melakukan pengamatan kualitas udara di 60 titik di seluruh bagian kota, para peneliti menemukan partikel debu yang halus namun sangat berbahaya dan mampu bertahan di udara selama 60 hari pada masa tahun lalu dan tingkat ozone telah melewati ambang batas pada pada tahun 2003.Menurut para ahli lingkungan pencemaran udara London menyebabkan sekitar 1.600 kematian bayi prematur dan sekitar 1.500 pasien terpaksa menjalani rawat inap setiap tahunnya.
Bagaimana kondisi di Indonesia? Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Ahmad Haryadi, mengatakan Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi udara terburuk ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand.
Direktur Eksekutif lingkungan Hidup Jakarta Ubaidillah, mengatakan, penyumbang polusi terbesar adalah sektor transportasi yang mencapai 70%. Untuk itu, pemerintah didesak menyediakan angkutan massal ramah lingkungan dan segera memenuhi aturan minimal ruang terbuka hijau (RTH) 13,94% dari luas daerah.
Kondisi serupa dialami Surabaya yang taraf polusi udaranya di level mengkhawatirkan. Penyebab utama polusi yang tinggi berasal dari kendaraan bermotor dan industri. Beberapa titik di Surabaya mengalami pemanasan lokal akibat tingginya polusi yang disebabkan asap kendaraan dan industri. Beberapa titik yang rawan menurut Pakar Hukum Lingkungan Universitas Airlangga Suparto Wijoyo adalah Jalan Ahmad Yani, Jalan Wonokromo, kawasan Rungkut Industri SIER, Jalan Mayjen Sungkono serta kawasan Industri Kalianak dan Margomulyo.
Sementara itu berdasarkan keterangan dari kelompok studi lingkungan Ecoton, sumber emisi terbesar berasal dari karbon monoksida (CO) 5.480.000 ton/tahun, partikulat (Pb,Zn, Cu dan Cd) 622.560 ton/tahun, hidrokarbon 310.000 ton/tahun di samping emisi lain seperti Nox dan Sox Emisi pencemar jenis Partikulat (Pb, Zn, Cu dan Cd) berjumlah 622.560 ton/tahun bersumber dari Industri dan transpostasi. Sedangkan emisi Karbon Monoksida(CO) sebanyak 5.500.000 ton/tahun sumber Transportasi (96 persen) , untuk emisi pencemar NoX dan SoX sebesar 10.000ton/tahun dihasilkan sektor industri (88 persen), dan Hidrokarborn yang bersumber dari transportasi memberikan kontribusinya 310.000 ton/tahun. "Dari data yang ada dapat terlihat bahwa penyumbang emisi terbesar adalah sektor transportasi sebesar 96%. Hal ini didukung oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Surabaya dari tahun ke tahun," pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar