SEIRING dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peradaban manusia semakin maju. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tingkat kebutuhan dan keperluan manusia dalam berbagai bidang. Apalagi dalam hal kebutuhan sumber daya alam yang langsung disediakan oleh alam. Alam pada dasarnya telah menyediakan kebutuhan dasar manusia, namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk manusia serta bertambahnya kebutuhan manusia, maka alam mengalami penurunan dalam menyediakan kebutuhan manusia.
Menjelang abad ke-21, terjadi beragam bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Adanya berbagai fenomena alam yang merugikan manusia antara lain global warming, el nino, la nina, badai dan angin puting beliung serta gunung meletus senantiasa menyertai kehidupan manusia di abad ini. Selain karena kondisi alam yang semakin menurun karena terjadinya degradasi lingkungan, terdapat juga peran yang tidak bisa dihindarkan yaitu rendahanya perhatian manusia terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Sesuai dengan hukum Malthus, yakni pertambahan jumlah manusia sejalan dengan deret ukur, sedangkan peningkatan produksi sumber daya alam sejalan dengan deret hitung, maka hal ini menyebabkan ketimpangan yang tidak seimbang antara alam dan manusia. Sehingga ada dua hal yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yaitu dari internal lingkungan itu sendiri dan eksternal, yang merupakan manusia sebagai pelaku yang ada di lingkungan tersebut.
Saat ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan. Persoalan tentang kesadaran menjadi hal yang primer dalam upaya merehabilitasi dan memperbaiki kondisi lingkungan itu sendiri. Mind set manusia tentang keselamatan lingkungan harus menjadi prioritas yang tak boleh dilalaikan lagi sebab kondisi lingkungan yang baik merupakan kebutuhan wajib agar manusia mampu bertahan hidup. Seperti kata AA Gym, mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil menjadi hal yang paling mudah dilakukan dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Yang kedua yang bisa dilakukan adalah melakukan gaya hidup “green life style” yang mengedepankan prioritas terhadap lingkungan. Hal ini sangat mudah diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, namun perlu pembiasaan agar tidak menjadi hal yang berat untuk dilakukan secara berulang-ulang.
Misalnya melakukan pemilahan sampah menjadi tiga macam: organik, anorganik, dan barang pecah belah. Hal ini mampu mengurangi secara signifikan kerusakan yang terjadi di dalam tanah karena pembusukan yang tidak sempurna mampu ditanggulangi melalui aktivitas ini.
Selanjutnya adalah berorientasi jangka panjang dengan melakukan penghematan terhadap sumber-sumber alam yang tidak terbarukan. Penelitian menunjukkan bahwa cadangan sumber daya alam yang ada di dunia akan dengan mudah habis dalam jangka beberapa puluh tahun ke depan jika penduduk bumi tetap mempertahankan gaya hidup yang boros dan tidak peduli dengan lingkungan. Hal ini seharusnya menjadi penanda bagi kita agar setiap kita
(baca: masyarakat bumi) memahami dan memperdulikan kondisi lingkungannya.
Apalagi sebentar lagi kita akan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yaitu pada 5 Juni 2011. Hal ini seyogyanya telah menjadi alaram bagi kita agar kembali menengok ke belakang, apa yang telah kita lakukan untuk bumi kita tercinta? Sudahkah kita menaruh sedikit kepedulian terhadapnya? Sudahkah kita melakukan banyak hal atas apa yang kita lakukan di atas bumi kita tercinta ini? Karena pada dasarnya bumi tempat kita berpijak ini bukanlah warisan nenek moyang kita, tapi lebih dari itu, bumi yang sekarang menjadi rumah bagi hampir dua miliar penduduk bumi ini adalah warisan yang harus kita berikan kepada anak cucu kita nantinya.
Mari untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kita persembahkan suatu yang berbeda terhadap bumi kita. Persembahan terbaik bahwa kita telah sadar dan ingin melakukan yang terbaik bagi lingkungan hidup kita.
Andhi Susanto
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Kepala Departemen Humas&Jaringan, UKM Pengkajian dan Penelitian Gama Cendekia UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar